Minggu

Netanyahu Bentuk Pemerintahan Baru Israel


Jumat, 20 Februari 2009 | 20:55 WIB
JERUSALEM, JUMAT — Presiden Israel Shimon Peres akhirnya memilih pemimpin Partai Likud beraliran garis keras, Benyamin Netanyahu, untuk membentuk pemerintahan baru Israel, Jumat (20/2).

Netanyahu kini memiliki waktu enam pekan untuk membentuk pemerintahan koalisi.

Pertanyaannya, apakah Netanyahu akan membentuk koalisi pemerintahan hanya beranggotakan partai-partai garis keras atau melibatkan Partai Kadima beraliran tengah pimpinan Tzipi Livni. Pilihan Netanyahu sangat menentukan proses perdamaian Timur Tengah.

Peres mengumumkan keputusannya menunjuk Netanyahu setelah mengadakan pertemuan dengan Netanyahu dan Livni. Pilihan jatuh kepada Netanyahu setelah Avigdor Lieberman, yang memimpin Partai Yisrael Beiteinu (Israel Rumah Kami), mendukung Likud.



Yang memenangkan Pemilu Israel pekan lalu sebenarnya Partai Kadima pimpinan Livni. Kadima memperoleh 28 kursi parlemen, sedangkan Likud sebanyak 27 kursi. Namun, Likud berbalik di atas angin untuk membentuk koalisi karena dukungan Lieberman dan partai-partai garis keras lain.

Para pengamat menilai, jika Netanyahu memilih membentuk pemerintahan garis keras maka masa depan perdamaian dengan Palestina diperkirakan suram. Sebaliknya, jika bersama Livni, pemerintahan baru kelak akan menjamin stabilitas dan menjauhkan Israel dari persinggungan dengan pemerintahan AS di bawah Obama.

Sayangnya, Livni kemungkinan besar menolak bergabung Netanyahu. Seusai pertemuan dengan Peres, Livni menegaskan tidak akan bergabung pada pemerintahan garis keras. Ia bahkan siap menjadi oposisi.

"Saya tidak akan menjadi penutup minimnya arah. Saya ingin memimpin Israel dengan cara yang saya yakini, menciptakan proses perdamaian berdasarkan dua negara untuk dua rakyat," kata Livni.

Dengan tanpa Livni, Netanyahu hanya memiliki sedikit pilihan, yakni berkoalisi dengan kelompok nasionalis dan partai berbasis agama Yahudi yang jelas-jelas menentang perdamaian dengan Palestina dan negara Arab lain.

Ini berarti bisa menempatkan Israel pada posisi berhadap-hadapan dengan AS yang selama ini menjadi sekutu abadi. Pasalnya, Obama jauh-jauh hari menegaskan akan memprioritaskan perdamaian Timur Tengah.

ONO
Sumber : AP


9 komentar:

  1. Kotak komentar Akhirnya jalan juga....

    Hohoho...........

    BalasHapus
  2. pak saya ingin berkomentar tentang artikel ini..
    Artikel ini secara tidak langsung mengatakan bahwa Tzipi livni menginginkan perdamaian dengan palestina...Tapi saya pernah melihat dan mendengar sebuah wawancara suatu stasiun televisi swasta dengan seorang reporter Indonesia yang telah lama bertugas di Palestina...
    Kalau tidak salah "inti dari wawancara itu adalah sang reporter menegaskan bahwa orang yang berada dibalik penyerangan Gaza adalah Tzipi livni yang pada waktu itu menjabat sebagai PM Israel"...
    Tentu ini sangat bertolak belakang dengan artikel diatas yang mengatakan bahwa Tzipi livni lebih mengutamakan perdamaian daripada lawannya dari partai Likud yakni Netanyahu....
    ""mana yang benar???""
    "Werry ( 2 SS 2)"

    BalasHapus
  3. Apakah salah kalu kita berpikir bahwa sekali jahat tetap akan selalu jahat???

    Dan merasa sia-sia saja berharap pada mereka...

    Begitulah, kebanyakan orang terlalu bayak disakiti sampai malas untuk mengerti apa yang sebenarnya terjadi...

    Lagian kehidupan makin lama terlihat seperti sekedar konspirasi. Media massa mana lagi sih yang bisa dipercaya. Seperti semua informasi cuma manipulasi...

    Jadi mana yang benar???
    some2one0some3where

    BalasHapus
  4. Apa perbedaan pandangan partai garis keras Israel dalam hal ini partai likud dengan partai beraliran tengah dalam hal ini partai kadima terhadap perdamaian timur tengah?

    an dick a
    XI ns 4

    BalasHapus
  5. Dalam firman-Nya dalam surat al israa
    Allah telah mengatakan bahwa bangsa Yahudi akan berbuat kerusakan di bumi sebanyak 2 x semasa hidupnya

    Bila nanti sudah saatnya Insya Allah hancurlah bangsa(t) itu dan lenyaplah mereka bak ditelan bumi

    BalasHapus
  6. israel..ya
    masyaAllah kelakuannya semakin-menjadi-jadi


    zul

    BalasHapus
  7. YA KITA SEBAGAI UMAT ISLAM JANGANLAH TERLALU MEMIKIRKAN YAHUDI GAK USAH KUATIR YANG PENTING KITA MENDEKATKAN DIRI KITA PADA ALLAH DAN SALING MENGINGATKAN ANTARA SESAMA MUSLIM ITU AKAN LEBIH BAIK.
    KALAU UMAT MUSLIM KOMPAK DAN YAKIN SERTA BERIMAN KEPADA ALLAH DAN TIDAK MEMPERSEKUTUKNNYA MAKA KITA PASTI AKAN TANGGUH TIDAK USAH BERPIKIR UNTUK PERANG PERANG DAN KEBENCIAN.

    BalasHapus
  8. kenapa?
    mereka mnginginkan perdaimaian dengan palestina?
    bukannya dri dulu mereka udh bkin brbagai macam cara untuk berdamai...tpi mrka sndri yang menyalahi perjanjian itu...

    kenap harus jadi sperti ini...
    knp?

    knpa..
    Bukannya kita memikirkan bangsa yahudi..
    tpi kita memikirkan umat islam yang sedang dijajah oleh bangsa yahudi...

    mang itu salah?

    Febi...(2100006)

    BalasHapus