Rabu

Kapankan kita menyadarinya ????

Oleh : Rizqi Fadhilah Akbar C. XI5


Mengapa ketika ada pengemis kita mencari uang receh ?
Mengapa ketika ada pengamen kita hanya mengucapkan kata ma’af ?
Mengapa ketika akan beramal ke kotak amal Masjid, kita mencari uang kecil ?

Tiga pertanyaan diatas semoga mampu menyadarkan kita akan hal yang tak sadar sering kita lakukan dalam kehidupan ini. Masihkah ada pikiran bahwa sedekah itu membuat miskin ? jika masih, buang jauh- jauh pikiran itu. Karena sesungguhnya sedekah juga salah satu cara bagi kita untuk bersyukur kepada-Nya.

Tak selamanya kita hidup didunia ini, oleh karena itu, usahakan ketika kita hidup didunia ini, kita dapat bermanfaat bagi orang lain. Ingat! bahwa, sebaik- baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya.

Mungkin terasa berat jika kita mengeluarkan uang yang lumayan gede untuk amal atau untuk yang lain, tapi demi seorang pacar kita mampu untuk merogoh kocek yang sangat dalam sekalipun, Mengapa?

Apa yang sebenarnya membuat kita uintuk berfikir berkali- kali terlebih dahulu sebelum kita mengeluarkan sedekah ?. Apakah perasaan takut miskin itu yang selalu menghantui pikiran kita, ketika kita akan bersedekah ?

Padahal Alloh berfirman dalam Al- Qur’an bahwa tak akan menjadi miskin hrtakita karena sedekah, namun, malah sebaliknya, jika kita ikhlas, maka Alloh akan membalasnya beerkali-kali lipat. Selain itu, kalo udah namanya rizqi, gak usah dicari, masing- masing manusia kan suda ditentukan rizqinya, so, masih takut miskin karena sedekah ? dah gak jamnya lagi….

Tapi jangan takut gak bisa sedekah karena kita emang lagi gak ada uang, karena senyuman kita pun juga merupakan sedekah lo…selainitu, tersenyum juga bisa membuat kita merasa lebih ringan dalam menghadapi berbbagai macam masalah yang kita hadapi. Namun, juga dalam taraf yang wajar aja, karena segala sesuatu itu harus sewajarnya, jangan berlebihan dan jangan kekurangan, yang pas- pas aja lah…

Namun, bukan berarti setiap kita akan bersedekah, kita hanya mengeluarkan senyuman kita, karena senyuman itu adalah salah satu cara untuk bersedekah. Selama kita masih mempunyai kemapuan dalam bentuk finansial, kenapa enggak?

Ada sebuah hadist yang mengatakan bahwa ketika kita beramal, tangan kiri jangan sampai tahu apa yang di kerjakan oleh tangan kanan. Dengan artian, jangan sampai kita beramal atau bersedekah dengan niatan ria’ atau ingin di lihat orang lain, itu sama aja bohong, udahlah, kalo emang niat sedekah ikhlas aja napa sih,,,

Bagaimana?Masihkah kita mals untuk bersedekah? Masihkah ada pikiran takut miskin? Masihkah akan mencari uang kecil jika mau beramal? Tunggu apalagi? Mumpung umur masih ada, pergunakan sebaiknya dan MEMANG SUDAH SAATNYA KITA UNTUK MENYADARINYA. Selengkapnya...

Senin

Birrul Walidain

Oleh : Shabrina Annisarayiq XI4

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orang tuamu dengan sebaik-baiknya. (Al-Isra': 23)

Sepenggal ayat Al Quran tadi telah menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kita untuk berbuat baik pada orang tua kita, orang yang telah memelihara kita semenjak kita kecil mungil tak berdaya hingga sekarang, menjadi manusia yang bisa berjalan, membaca, berhitung, dan berkata-kata.

Orang tua kita, baik ayah maupun ibu, telah berkorban banyak hanya untuk membesarkan, merawat dan membahagiakan kita. Mereka berdua rela melakukan apa saja hanya untuk kita, anaknya.

Ibu, dengan kuatnya, menahan sakit selama 9 bulan dia mengandung. Di tiga bulan pertama beliau mengandung, dia hanya tersenyum melihat dirinya setiap pagi muntah karena hamil. Ketika perutnya membesar, ia tak pernah mengeluh, walaupun ia harus berjalan dengan susah payah karena perutnya yang besar dan berat. Tidurnya tak pernah lelap karena perutnya yang besar. Ketika melahirkan dia rela mempertaruhkan nyawanya hanya untuk memperlihatkan dunia kepada kita.

Ayah, setiap hari dia bekerja keras membanting tulang hanya demi kepentingan dan kebutuhan anak-anaknya. Dia rela bekerja dari pagi hingga malam hanya untuk senyum bahagia anak-anaknya, agar mereka bisa bersekolah, makan makanan yang enak, memakai pakaian yang bagus. Walaupun ia merasa lelah ia terus bekerja untuk kelangsungan hidup keluarganya, hidup anaknya, hidup buah hatinya yang paling ia cintai.

Sungguh mereka, orang tua kita telah meberikan segalanya untuk kita anaknya. Anaknya yang sering membentak ibunya hanya karena ibunya meminta tolong untuk dibelikan gula di warung sebelah ketika ia sedang menonton televisi, anaknya yang sering mengeluh kepada ayahnya kenapa sepatunya tidak bagus padahal ayahnya harus bekerja keras demi membelikan anaknya sepatu itu, anaknya yang telah menyakiti hati mereka, anaknya yang hina seperti kita ini.

Pantaskah kita yang telah dipelihara oleh mereka sejak kecil berbuat begitu? Allah berfirman dalam Al Quran “Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ (AI-Isra': 23). Bukankah sudah jelas dikatakan oleh-Nya, bahwa-sannya kata “ah” saja tidak boleh terucap di biir kita kepada orang tua kita.

Dalam sebuah hadits disebutkan, Seseorang datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam meminta izin untuk jihad. Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya, Apakah bapak ibumu masih hidup ? orang itu menjawab, Ya maka kata Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Hendaklah kamu berbakti kepada keduanya [HR. Bukhari, Muslim)

Lihatlah bagaimana berbuat baik dan memberikan pelayanan kepada kedua orang tua lebih diutamakan daripada jihad?
Sesungguhnya, pengabdian orang tua kepada anaknya adalah lebih tinggi dari pada pengabdian anak kepada orang tuanya. Bagaimana mungkin kedua pengabdian itu bisa disamakan? Ketika kedua orang tua kita menahan segala derita mengharapkan agar kita bisa hidup, sedangkan jika kita menahan derita karena kedua orang tuamu, kita mengharapkan kematian mereka.

Maka segeralah meminta maaf kepada orang tua kita. Memohon ampunan-Nya karena telah menyia-nyiakan mereka. Sesungguhnya Allah senang terhadap hamba-Nya yang bertobat. Selengkapnya...

Bidadar-bidadari Surga

Oleh : Annisa Anindita XI3

Judul hikmah kali ini memang seperti novel terbaru Tere Liye, Bidadari-bidadari Surga, dan memang karena karyanya itu saya menulis kolom ini.

Bidadari surga kelak menjadi gelar perempuan muslim yang shalehah saat ia masuk surga. Segala amal ibadah yang ia lakukan di dunia membalutnya dengan indah sehingga segala jenis keburukan fisik berdasarkan penilaian manusia hilang sudah. Dan ini sungguh janji Allah SWT. Tidakkah kita ingin menjadi bidadari-bidadari Allah ?

Sebuah pepatah mengatakan perempuan-lah yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Perempuan baik-baik memajukan bangsanya sedangkan yang kurang bahkan tidak baik akan menimbulkan kebobrokan. Mengapa? Karena di tangan perempuanlah anak-anak generasi penerus dijaga dan dididik. Di tangan merekalah tergenggam masa depan sehingga dibutuhkan perempuan hebat layaknya Khadijah, Fatimah, atau pun Cut Nya Dien.

Bagaimana sekarang? Sekarang seperti yang kita lihat sulit sekali meskipun bukan tidak mungkin menemukan perempuan-perempuan calon bidadari surga. Yang didefinisikan sebagai perempuan zaman sekarang adalah mereka dengan tas tangan yang mahal dan bermerek, rambut tergerai, dan baju begitu kecil yang sepantasnya dipakai anak umur lima tahun. Bagaimana dengan sikap? Sikap perempuan zaman sekarang entah dapat dikategorikan dalam peradaban mana. Perempuan tak lagi malu bergumul dengan lelaki, dengan bangga memamerkan tubuh yang sepatutnya dijaga dengan baik. Perempuan zaman sekarang terlalu mudah diperbodoh iklan sehingga sikap konsumtif dan hedonis tak lagi dapat dikendalikan. Bayangkan bangsa dengan perempuan-perempuan macam ini.

Nanti penghuni neraka kebanyakan berasal dari golongan perempuan. Maukah kita menjadi salah satunya? Tentu tidak. Siapakah yang ingin merasakan siksaan yang berat di neraka? Sungguh menjadi bidadari surga hendaknya ditanamkan dalam hati dan diraih dengan usaha keras. Memang menjadi seorang bidadari di surga Allah bukan perkara mudah. Tapi balasan Allah akan setimpal dengan segala usaha kita. Maka perempuan-perempuan janganlah menyerah untuk meraih kemuliaan Allah. Segala kebahagiaan di dunia tak sebanding dengan posisi bidadari surga.

Ingatlah firman Allah :

Pelupuk mata bidadari-bidadari itu selalu berkedip-kedip bagaikan sayap burung indah. Mereka baik lagi cantik jelita. (Ar Rahman : 7)

Selengkapnya...

Beberapa Detik atau Beberapa Jam?

Oleh : Pahrurroji Dalimunthe XI2

Teman-teman...

Bayangkanlah sebuah liburan yang khas : setelah 6 bulan antum belajar di sekolah, Anda di ajak oleh ayah dan ibu antum mendapatkan liburan semester selama dua minggu dan tiba di tempat peristirahatan favorit Anda, sebuah tempat wisata yang indah setelah perjalanan delapan jam yang melelahkan. Lobi dipenuhi orang-orang yang berlibur seperti antum. antum bahkan melihat beberapa wajah yang akrab dan menyalami mereka, yaitu teman teman sesekolah yang berlibur di tempat yang sama. Cuacanya hangat dan antum tak ingin kehilangan satu detik pun untuk menikmati sinar matahari dan laut yang tenang, maka tanpa membuang waktu, Anda mencari ruangan antum, mengenakan pakaian renang antum dan bergegas ke pantai. Akhirnya, antum berada dalam air yang sebening kristal, namun tiba-tiba antum dikejutkan sebuah suara: "Bangun, kamu sudah terlambat sholat subuh dan sekarang sudah waktunya berangkat ke sekolah. Sekarang sudah jam 06.00 wib!" .Kata salah satu anggota kamar antum.

Antum menganggap kata-kata ini tidak masuk di akal. Untuk sesaat, Antum tidak dapat memahami apa yang terjadi, ada sebuah ketidakserasian yang tak terpahami antara apa yang Antum lihat dan dengar. Ketika Antum membuka mata dan mendapatkan diri Antum di kamar tidur asrama Antum, kenyataan bahwa segalanya hanyalah mimpi yang sangat mengagetkan Antum. Antum tidak dapat menahan ekspresi kekagetan ini: "Saya berkendaraan bersama ayah dan ibu selama delapan jam untuk mencapai tempat itu. Meskipun kini di luar sangat dingin, saya merasakan cahaya matahari di dalam mimpi saya. Saya merasakan air membasahi wajah saya, dilaut yang jernih di pantai itu."

Perjalanan delapan jam ke tempat peristirahatan, saat-saat Antum menunggu di lobi, singkatnya segala yang berhubungan dengan liburan Antum sesungguhnya hanyalah mimpi yang berlangsung beberapa detik. Meski tidak dapat dibedakan dari kehidupan nyata, apa yang Antum alami tersebut hanyalah mimpi semata.

Hal ini menunjukkan bahwa kita mungkin akan dibangunkan dari kehidupan di dunia sebagaimana kita dibangunkan dari mimpi. Lalu, orang-orang yang tidak beriman akan menunjukkan kekagetan yang sama. Seumur hidup, mereka tidak dapat membebaskan diri dari anggapan keliru bahwa kehidupan mereka akan berlangsung lama. Namun, saat mereka dibangkitkan kembali, mereka akan mendapati bahwa lamanya waktu yang tampak sebagai 60 atau 70 tahun masa hidup bagaikan hanya beberapa detik. Allah menceritakan fakta ini dalam Al Quran:

Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?" Mereka menjawab: "Kami tinggal sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung." Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui." (QS. Al Mu'minuun, 112-114)

Apakah itu sepuluh atau seratus tahun, manusia akhirnya akan menyadari pendeknya kehidupan sebagaimana yang dituturkan dalam ayat di atas. Hal ini seperti Antum yang terbangun dari mimpi, dengan getir menyaksikan lenyapnya semua gambaran tentang liburan panjang yang menyenangkan, dan tiba-tiba menyadari bahwa hal tersebut hanyalah sebuah mimpi yang berlangsung beberapa detik saja. Begitu pula, singkatnya kehidupan akan sangat memukul seseorang terutama saat segala hal lain tentang hidupnya terlupakan. Allah memerintahkan agar memperhatikan fakta ini dengan hati-hati dalam ayat Al Quran berikut:

Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa ,mereka tidak berdiam melainkan sesaat’. Seperti demikianlah mereka selalu dipalingkan. (QS. Ar-Ruum, 55)

Sama halnya dengan mereka yang hidup selama beberapa jam atau hari, orang-orang yang hidup selama tujuh puluh tahun juga memiliki waktu yang terbatas di dunia ini.… Sesuatu yang terbatas akan berakhir suatu saat. Baik kehidupan selama delapan puluh atau seratus tahun, setiap hari membawa manusia mendekat pada hari yang telah ditakdirkan tersebut. Manusia, sesungguhnya, mengalami kenyataan ini sepanjang hidupnya. Tidak peduli betapa panjangnya sebuah rencana yang ia pikirkan bagi dirinya sendiri, suatu hari ia mencapai saat tertentu itu ketika ia akan menyelesaikan cita-citanya. Setiap tujuan atau hal berharga yang dianggap titik balik dalam kehidupan seseorang akan segera menjadi masa lalu.

Bayangkanlah seorang remaja, misalnya kita yang baru saja memasuki SMP/PESANTREN. Umumnya, kita tidak tahan menunggu hari kelulusannya. kita menanti-nantikannya dengan hasrat yang tidak tertahankan. Namun segera kita mendapati kita sendiri mengikuti sekolah di bangku SMA seperti sekarang ini.. Pada tahap hidupnya ini, kita bahkan tidak ingat tahun-tahunnya yang panjang di SMP/PESANTREN. Sampai akhirnya kita menduduki bangku kulia. Ada hal lain dalam pikirann kita, kita ingin menggunakan tahun-tahun berharga ini untuk meredakan kekhawatirannya terhadap masa depan. Karenanya, kita membuat banyak rencana. Tidak lama kemudian, kita sibuk menyusun pernikahan kita. yang akan segera datang, sebuah peristiwa istimewa yang sangat kita nanti . Namun waktu berlalu lebih cepat dari pada yang kita harapkan dan kita meninggalkan tahun-tahun di belakang dan mendapati kita sebagai seorang lelaki yang memimpin sebuah keluarga. Pada saat kita menjadi kakek, sebagai seorang lelaki tua dengan kesehatan yang menurun, kita hampir tidak dapat mengingat kejadian-kejadian yang dulu memberinya kesenangan sebagai seorang pemuda. Ingatan yang suram akhirnya benar-benar menghilang. Permasalahan yang dulu menjadi obsesinya sebagai pemuda tidak lagi menarik perhatiannya. Hanya beberapa bayangan dari hidup terbentang di depan mata. Waktu yang telah ditentukan semakin mendekat. Waktu yang tertinggal sangat terbatas; beberapa tahun, bulan, atau bahkan mungkin hari. Kisah klasik tentang manusia, tanpa kecuali, berakhir di sini dengan sebuah pemakaman, yang dihadiri anggota keluarga, teman dekat, dan sanak saudara. Nyatanya, tidak ada seorang pun yang bebas dari akhir ini.

Meski demikian, sejak permulaan sejarah, Allah telah mengajarkan kepada manusia mengenai sifat sementara dunia ini dan menggambarkan akhirat, tempat tinggal manusia yang sesungguhnya dan kekal. Banyak detail mengenai surga dan neraka digambarkan dalam wahyu Allah. Namun begitu, manusia cenderung melupakan kebenaran mendasar ini dan mencoba menanamkan segala upayanya dalam hidup ini, walaupun hidup itu pendek dan sementara. Bagaimanapun hanya mereka yang menggunakan pendekatan rasional terhadap kehidupan yang mendapatkan kejelasan pikiran dan kesadaran dan menyadari bahwa hidup ini tidaklah berarti apa-apa dibandingkan dengan hidup yang kekal. Karena itulah tujuan hidup manusia hanyalah untuk mencapai surga, sebuah tempat abadi yang penuh dengan kebaikan dan karunia Allah. Mencari keridhaan Allah dengan keimanan yang benar adalah satu-satunya jalan untuk mendapatkannya. Bagaimanapun, mereka mencoba untuk tidak memikirkan akhir dari dunia yang tak terhindarkan ini, dan menjalani hidup dengan sikap sedemikian tentulah sangat pantas menerima hukuman yang kekal.

Allah dalam Al Quran mengisahkan akhir yang mengerikan yang akan datang pada orang-orang seperti ini:

Dan akan ada hari di mana Allah mengumpulkan mereka, seakanakan mereka tidak pernah berdiam hanya sesaat di siang hari, mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk. (QS. Yunus, 45)

Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka seolah-olah tidak tinggal melainkan sesaat pada siang hari. Suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik. (QS. Al Ahqaf, 35)

Selengkapnya...

Luar Biasa Jantung Kita

Oleh : Kak Muzdalifah Klinik

Suatu sore, saya sempat diskusi sama ustadz. Hasilnya saya renungkan sambil buka-buka buku kuliah dulu. Ini sebagian saya posting untuk renungan kita. Sering-seringlah berdiri di depan cermin. Pandangi satu per satu kesempurnaan tubuh kita, niscaya tidak satupun kecacatan yang diberikan sang Pencipta kepada kita, asal kita lihat dari kaca mata iman dan husnu ad-dzan kepadaNya..

Sahabat….

Dalam tubuh kita terdapat sebuah organ yang kita sebut jantung. Organ ini karunia Allah yang sangat besar. Mari kita renungkan. jantung beratnya hanya 300 gram, atau kurang dari sepertiga kilogram, atau sekepal tangan orang dewasa.

Jantung berdetak rata-rata 70 kali semenit. Kalau umur kita 70 tahun maka jantung kita berdetak sebanyak 2 milyar lima ratus juta lebih. Setiap detak, jantung kita memompa darah sekitar 59 cm kubik atau kalau umur kita 70 tahun maka jantung kita memompa darah setara dengan 19.000 truk tanki. Jantung yang kecil itu memompa darah melalui saluran darah berupa pipa-pipa kecil ke seluruh tubuh sepanjang 100.000 km, atau kalau direntang akan memanjang hingga dua setengah kali mengelilingi bumi. Artinya selama hidup kita jantung telah bekerja setara dengan mengangkat beban seberat 1,5 ton setinggi 1 kilometer.

Bukankah ini karunia yang luar biasa. Jantung tidak pernah istirahat selama hidup kita. Bisa saja kita tahan tidak makan 7 hari, tapi jangan coba tidak minum tiga hari, boleh jadi kita tidak minum 3 hari tapi jangan coba tidak bernafas 5 menit, boleh jadi kita bisa bertahan tidak bernafas 5 menit tapi jika jantung kita tidak berdetak selama 5 menit, maka tidak ada suplai darah ke otak, terus meninggal.

Sahabat….

Kita tidak mampu membuat satu pun jantung berdegup, tapi Allah mendegupkan yang membuat detak 100.000 kali dalam sehari. Pertanyaannya, berapa kali kita ingat Allah dan berterima kasih atas nikmatnya dalam sehari… Padahal yang saya contohkan barusan hanya satu nikmat Allah, masih sangat banyak nikmat lain yang diberikan kepada kita, yang tidak kalah luarbiasa.

Masihkah hati kita bergetar oleh pertanyaan retoris Allah dalam surat ar-Rahman, yang diulang berkali-kali oleh Allah “dan nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan..?”

Sahabat mari kita tutup cermin kita, dan ambil wudlu’ lalu bersimpuh di atas sajadah dan bisikkanlah “Wahai dzat yang Maha Pengampun, ampuni diriku atas kelalaian menjaga nikmatMu, wahai dzat yang menguasai setiap degup jantungku, bantulah aku untuk selalu menyukuri nikmatMu, berdzikir kepadaMu, dan beribadah dengan cara terbaik untukMu”

Selengkapnya...

Jumat

Iman dan Amal Shaleh

oleh : Setya Rahma XI1

Iman menurut bahasa artinya adalah percaya atau meyakini. Sedangkan amal sholeh adalah suatu pekerjaan yang berhubungan dengan melakukan perbuatan yang dikehendaki oleh Allah atau melakukan perbuatan yang mulia. Iman dan amal sholeh sering sekali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari sebagai muslim. Allah sangat menghargai hambanya siapa saja yang beriman dan melakukan amal sholeh. Dimata Allah, yang membedakan hambanya adalah bukan dari kecantikannya ataupun kekayaannya, melainkan dari iman dan amal sholehnya. Apabila ia sering melakuka amal sholeh selama di dunia, maka derajatnya pun akan tinggi dimata Allah SWT, begitu juga sebaliknya.

Iman juga sangat menentukan seberapa besar rasa cintanya kepada Allah SWT. Keimanannya pun akan bertambah seiring dengan bertambahnya rasa cinta kepada Allah. Allah pun akan sangat mencintai seorang hamba yang sangat mencintainya. Semakin tinggi iman seseorang maka semakin tinggi pula pahala yang didapatkannya. Juga semakin tinggi pula cobaan yang diberikan-Nya.

Disebutkan dalam sebuah cerita bahwa ada seorang pemuda yang sering sekali melakukan dosa. Ia sering melakukan zina, meminum minuma keras, dan lalai dalam melaksanakan perintahnya. Namun suatu hari ayahnya memberikannya suatu tugas. “wahai anakku, aku mempunyai suatu prmintaan untukmu. Apabila kau melakukan satu perbuatan yang tercela maka pasanglah satu paku di suatu pohon, dan apabila kamu melakukan satu perbuatan baik maka cabutlah paku itu. Demikian seterusnya.” kata sang ayah kepada anaknya itu. Awalnya anak itu tidak mau karena dia pikir untuk apa? Namun, akhirnya ia pun menyetujuinya karena menganggap bahwa ini hanya sebuah permainan. Paku yang telah terpasang di pohon itu telah terkumpul sebanyak 200 paku.

ASTAGHFIRULLAH! sesering itukah pemuda iti melakukan perbuatan yang tercela? Ya. Sampai akhirnya ia mempunyai niat bahwa dia harus menghabiskan paku-paku itu. Niatnya semata-mata bukan karena ingin melakukan perbuatan baik, namun ia hanya tidak ingin melihat paku-paku yang banyak itu di pohon. Diawali dengan kejujuran, ia jujur kepada ayahnya bahwa ia pernah mencuri uang ayahnya dulu, dan ia berhasil mencabut satu paku. Setelah itu kesabarannya, ia sering sekali dijahili teman-temannya, namun ia selau mencoba untuk menahan amarahnya. Tapi suatu ketika ia tidak mampu lagi menahan amarahnya dan ia pun terpaksa harus memasang satu paku lagi di pohon. Setelah itu ia mencoba untuk membantu ayahnya mengerjakan pekerjaan rumah, begitu seterusnya. Paku yang ia pasang mulai berkurang. Kini ia mulai mencoba untuk melaksanakan perinta-Nya. Ia pun mulai meninggalkan kebiasaan berzina dan meminm minuman keras.

SUBHANALLAH!!Maha Suci Allah. Akhirnya paku-paku itu pun habis! tak tersisa. Kini pemuda itu telah menjadi pemuda yang baik dan selau mentaati perintah-Nya. Selengkapnya...

Jangan lupa Kematian

oleh : Happy Nur Afni XI2

Setiap yang hidup, pasti akan mati. Begitu juga manusia, manusia hidup dengan dibatasi umur. Semakin tua umurnya, maka akan semakin dekat seseorang dengan kematian. Kematian, suatu kata yang membuat kita takut bila mendengarnya. Manusia diberi umur pada dasarnya hanyalah untuk beribadah dan menyembah-Nya. Maka, tatkala kita bertambah umur, bertambah tua, maka seharusnya kita bersedih karena kita tahu bahwa kita semakin mendekati dengan kematian. Boleh saja merayakan ulang tahun tapi, disamping itu kita juga jangan melupakan adanya kematian yang semakin mendekat.

“Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.”(An-Nahl : 70)

Berdasarkan firman Allah diatas, maka kita sebagai manusia harus sadar betapa perlunya kita selalu mengingat akan mati. Kita hidup di dunia tidak lain hanyalah sebatas orang yang sedang mampir di suatu gubuk untuk meminta minum dalam perjalanannya. Maka hanya sesungguhnya kita hidup di dunia ini tidaklah abadi. Seperti orang yang mampir tadi, jika urusannya sudah selesai, maka ia akan kembali. Setelah segala urusan kita di dunia telah terjalani, maka kita sebagai makhluk ciptaan-Nya juga akan kembali pada-Nya. Namun setiap manusia mempunyai batas kehidupan masing-masing. Dan semua itu tiada yang tahu kecuali Allah SWT.

Kematian itu datangnya tanpa diketahui. Kadang orang yang sangat sehat pun bias saja tiba-tiba mati. Kematian datangnya tanpa di duga. Pernah ada cerita suatu sore si A sedang bercakap-cakap dengan si B. si A terlihat sangat sehat dan ceria. Diwajahnya bahkan tak terlihat adanya kesedihan, rasa sakit, atau tanda-tanda bahwa ia akan mati. Maka keduanya berpisah. Esok harinya terdengar kabar bahwa si A sudah meninggal. Masya Allah Maha besar Allah. Begitu Maha kuasa Allah kepada makhluk-Nya.siapa kira pada malam hari tiba-tiba si A mengalami kecelakaan dan meninggal seketika. Padahal si A belum sempat meminta maaf kepada sanak saudara. Bahkan kepada keluarganya sendiri. Sungguh kasihan sekali si A. Maka kita manusia yamg masih diberi kesempatan untuk terus bernafas dan merasakan kenikmatan dunia ini, sepantasnya terus bersyukur kepada-Nya dan tidak melupakan-Nya. Jalanilah segala perintah dan jauhi segala larangan-Nya. Happy NUr XI2 Selengkapnya...

Jagalah Sang Bumi

oleh : Rizkia Lazuardina

“Yang menjadikan bumi untuk kamu sebagai tempat menetap dan Dia membuat jalan-jalan di atas bumi untuk kamu supaya kamu mendapat petunjuk.” (Az-zukhruf :10) Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. telah menjadikan bumi ini sebagai tempat tinggal dimana langit menjadi atapnya. Bumi yang terhampar luas, yang mempunyai keadaan geografis yang amat beragam, yang terdiri dari daratan dan perairan, dan dari tubuhnya tumbuh tumbuhan-tumbuhan, memfasilitasi manusia untuk tinggal di dalamnya. Allah telah membuat bumi ini sesempurna mungkin untuk manusia kelola, agar manusia bisa hidup,di dalamnya.

Allah membuat jalan-jalan, proses, cara, dan Ia memberi kita, manusia akal untuk memikirkannya. Dari jalan-jalan itulah kita mendapat petunjuk ke mana dan bagaimana tujuan kita. Banyak alat yang bisa kita gunakan sebagai jalan, petunjuk kita. Dan Allah, Sang Maha Mengetahui telah memberi kita Al-Quran sebagai petunjuk kita menyusuri Jalan Kehidupan Dunia ini, memberi petunjuk mengelola fasilitas-fasilitas alam, agar kita bisa hidup dan beribadah pada-Nya dengan baik.

Subhanallah… Marilah kita melihat diri kita sekarang. Dimanakah kita berpijak? Dimana kita tinggal? Dimana kita tidur, makan, melakukan aktivitas kita? Rumah kita yang nyaman menunjang aktivitas kita. Pernah kau berpikir, “Bagaimana rumah ini dibuat hingga aku bisa menempatinya dan terlindungi dari hujan, panas yang begitu menyengat, atau hawa dingin yang menusuk?” Dengan design yang bagus, pembuatannya yang perlu berbagai perhitungan dan waktu, rumah itu pun selesai dan layak ditempati. Tentunya tak mudah kan membuat rumah. Padahal, rumah kita hanya sepersekian besarnya daripada bumi ini, apalagi dibanding dengan alam semesta. Tapi Allah bisa membuatnya, sendirian, dan dalam waktu yang cepat dan terus mengontrolnya sampai sekarang. Wah, betapa Maha Perkasanya Allah.

Rumah yang kita tinggali sekarang tentulah harus kita rawat agar terus berdiri dan bisa kita tinggali, kan?! Kita harus membersihkan, membereskannya, memperhatikan cat-nya, memperhatikan perabotan yang ada di dalamya, dll. Begitu juga dengan bumi. Untuk tetap menjaganya berdiri, kita harus memperhatikan kesehatannya. Tidak bolehlah kita membakar hutan, seenaknya menam-bang kekayaan bumi tanpa pertimbangan dan pemulihan kembali. Tak bolehlah kawan,,, kasihani bumi kita, ia terluka, dan kalau ia sakit? Kita juga kan yang pasti menderita.

Sekarang jalan, bagimana caranya kita pergi ke sekolah? Pasti ada jalan, ada cara, dan proses yang kita lewati kan?! Begitu juga dengan hal lain yang ingin kamu capai. Allah telah membuatkan jalannya, selanjut-nya, kitalah yang harus mencari jalan itu untuk mendapat petunjuk dari tujuan kita. Kawan mau apa? Mau pintar? Jalannya belajar. Mau kaya? Jalannya bekerja. Mau ke Eropa? Liat peta, naik pesawat dan tibalah kita di Eropa. Ada pepatah ‘jika ada masalah, pasti ada jalan keluarnya’. Jika kita mempunyai suatu tujuan, ada banyak cara dan petunjuk untuk mendapatkannya, asal kita mau berpikir dan berusaha.

Dan ‘Siapa yang mau ke Surga???’. Pasti semuanya mau kan?! Jalannya pahamilah Al-Quran yang telah diturunkan untuk memberi petunjuk pada kita, pelihara Sang Bumi, dan tetaplah pada jalan yang benar.(shi) Selengkapnya...

Pertolongan Allah Pasti Datang

oleh : Rizal Friansyah XI4

'Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Sehingga, Allahlah yang harus memberi rezeki kepadanya dan kepadamu, Dialah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.'' (QS Al Angkabut [29]: 60).

Kini banyak orang-orang di Negara Indonesia mengalami krisis ekonomi yang tak menentu. Mungkin itulah yang menyebabkan mereka untuk mencari uang dengan segala cara yang mereka bisa. Ada yang mengemis, ada yang mengamen, ada yang merampok, dan bahkan ada yang mendapatkan uang dari hasil menjual diri mereka. Ini semua dikarenakan mereka umumnya tidak memiliki keyakinan. Selanjutnya, tidak adanya keyakinan itu kadang mendorong kita nekat bertindak yang tak terhormat.

Padahal tanpa keyakinan atau rasa optimistik manusia tidak akan bisa hidup. Mereka pasti diselimuti oleh rasa keraguan yang menggunung di hati mereka. Dan sesungguhnya keraguan itulah yang menyebabkan hidup kita tidak tenang juga tidak tentram. Oleh karena itu mulai saat ini kita harus yakin bahwa kita hidup di dunia ini bukan kehendak orang tua kita, bukan kehendak teman sejati kita, bukan kehendak istri kita, melainkan kehendak Allah Yang Maha Pencipta.

Karena lahir atas kehendak-Nya, maka Dialah yang pasti akan mengurus kita. Dialah yang akan memelihara kita, mengatur segala rizki kita, sehingga kita tidak akan takut menghadapi kesulitan hidup. Bukankah dalam Al-Qur’an kita diperintahkan untuk bertawakkal kepada Allah?

Dengan begitu sehebat apapun masalah yang kita alami, kita tidak akan mengalami rasa takut sedikitpun. Karena kita telah yakin bahwa Allah yang akan mengatur segala urusan kita didunia yang fana ini. Kita yakin bahwa Allah uang akan membantu kita, kita yakin bahwa Allah akan menerima segala do’a kita. Dengan begitu kita dapat menyelasaikan masalah yang kita hadapi dengan tenang dan hati yang tenteram. Dengan menggunakan seluruh potensi dan usaha yang kita miliki tentunya. Lain halnya jika kita menghadapi masalah dengan emosi, hasilnya pasti akan kacau dan merugikan orang lain dan diri sendiri.

Setelah itu kita harus bersabar menuah hasil dari yang kita kerjakan. Karena sesungguhnya allah telah mewajibkan umatnya untuk selalu bersabar dalam menghadapi segala musibah. Oleh kerena itu sesame umat muslim harus saling membantu. Karena kita adalah makhluk social, yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain.

Jaga kesatuan dan persatuan, dengan itu kita bisa maju. Sebaliknya, jika kita terpecah dan saling menyalahkan kehancuran akan datang. ''Bersatu (jamaah) akan mendapatkan rahmat, dan berpecah belah mendapatkan bencana (azab).'' (HR Ahmad). Dan, siapa yang akan menyanggah janji Allah bahwa dia menjamin akan mengangkat setiap problem kita? ''Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.'' (QS Al Insyirah [94]: 5-6).

Ayat tersebut diulang sampai dua kali secara berturut-turut, yang maksudnya untuk menyakinkan kita bahwa bersama kesulitan itu ada solusi yang terbaik. Masihkan kita tidak yakin, masihkan kita gamang melihat hidup?

Selengkapnya...

Berbakti kepada Orang Tua

oleh : Lu'lu' Nurul Jannati XI5

Dalam menjalani kehidupan kita tidak pernah terlepas dari orangtua. Semenjak kita kecil hingga nanti kita sudah tua. Peran orangtua sangatlah kita butuhkan. Ada satu masa di mana kita berperan sebagai anak. Tapi nanti kita juga akan merasakan masa di mana kita menjadi orangtua.

Beban sebagai orangtua sangatlah berat. Orangtua harus bisa mmndidik anaknya sesuai dengan ajaran agama. Orangtua akan menaggung dosa apabila tidak berhasil mendidk anaknya.

Dalam suatu hadits Nabi SAW, diceritakan seorang bapak tidak dapat masuk surge karena sang anak menuntut keadilan kepada Allah, bahwa ia masuk neraka karena bapaknya tidak mendidik agamanya di dunia dahulu. Akhirnya Allah pun melemparkan sang ayah ke neraka.

Begitu beratnya beban yang ditanggung orangtua terhadap anaknya. Selain itu perlu diingat pula perjuangan orangtua di dunia dari ibu yang melahirkan, membesarkan dan ayah yang membanting tulang demi keluarga. Semua itu tidaklah pantas dibalas dengan pembangkangan, pembantahan, dan perlakuan yang buruk lainnya.

Ada satu kisah yang dialami seorang anak karena tidak meuruti kata-kata ibunya. Sang anak ingin pergi keluar malam-malam bersama teman-temannya. Sang ibu melarang. Tapi si anak marah marah dan akhirnya kabur dengan motornya. Karena sang ibu tidak meridhoi dan walaupun hanya berkata “kalau terjadi apa-apa di jalan bagaimana?” yang merupakan salah satu bentuk kasih sayang orangtua, si anak akhirnya mengalami kecelakaan. Itu artinya Allah juga tidak meridhoi karena sang ibu tidak meridhoi.

Untuk itulah kita seharusnya membalas segala yang telah dilakukan orangtua demi kita dengan hal-hal yang baik dan sepantasnya.kita perlu ingat bahwa kita suatu saat akan menjadi orangtua. Tidak menutup kemungkinan, jika kita melakukan hal buruk pada orangtua kita, maka anak kita akan melakukan hal yang sama pada kita. Selengkapnya...

Madu, Nyummi....!!!

oleh : Aisyanafi Khadifya S. XI6

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia," kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan." (QS. An-Nahl: 68-69) Tahukah Kawan, betapa madu merupakan sumber makanan penting yang disediakan Allah untuk manusia melalui serangga kecil ini?

Banyak sekali manfaat dari madu jika kita mau memperhatikan. Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran, madu adalah "obat bagi manusia". Meskipun ada yang mengatakan penyakit itu obatnya adalah diri kita sendiri. Jika kita berpikir bahwa kita sakit, maka kita akan bener-benar sakit. Jika kita berpikikir bahwa diri kita sehat, maka rasa sakit itu tidak akan terasa. Itu tergantung pada sugesti masing-masing setiap orang.

Madu adalah salah satu perantara untuk membuat tubuh kita kebal dengan berbagai penyakit, Insya Allah. Di bawah ini ada banyak manfaat madu untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit ;

  1. Influenza: Madu sudah dibuktikan oleh ilmuwan Spanyol dapat membunuh kuman influenza dan menyembuhkan pasien dari flu. Maka minumlah madu, ketika terasa akan flu.
  2. Jerawat: sebelum tidur, oleskan 3 sdm madu + 1 sdt bubuk kayu manis pada wajah. Jika rutin dilakukan selama 2 minggu, dapat menyembuhkan jerawat sampai ke akar-akarnya.
  3. Penyakit jantung: Madu dan kayu manis dapat mengurangi kolesterol dalam pembuluh arteri dan mengurangi resiko serangan jantung, juga memperlancar pernapasan dan m emperkuat detak jantung. Bisa caranya dengan mengoleskan campuran madu dan kayu manis pada roti di saat sarapan setiap harinya.
  4. Kelelahan: Segelas air + 1/2 sdm madu ditaburi bubuk kayu manis dapat meningkatkan vitalitas tubuh. Diminum setiap hari setelah menggosok gigi dan sekitar jam 3 di saat vitalitas tubuh menurun. Apalagi buat kawanku yang ada di MAN Insan Cendekia yang setiap harinya kita melakukan akrivitas yang banyak dan melelahkan.
  5. Sakit kepala karena sinus: dapat disembuhkan dengan meminum campuran madu dan jus jeruk.

Dan masih banyak lainnya. Nah, mau mencoba kasiat dari madu, buktikan dengan mengkonsumsi madu secara rutin. Agar tubuh kita tetap vit dan nggak lemes. Karena Allah tidak akan menyia-nyiakan setiap apa yang Ia ciptakan. Gampangnya, setiap yang Allah ciptakan pastilah bermanfaat dan ada gunanya bagi hamba-hambanya yang mau berfikir. Selengkapnya...

LUAR BIASA NAFAS KITA

oleh : Kak Muzdalifah Klinik

Suatu Jum'at siang yang panas,sayup-sayup terdengar khutbah jum'at dari masjid. Berikut saya kutip dan tambah sebagian untuk kita renungi....

Sahabat...

Suatu saat Aisyah ra., sempat cemburu kepada Allah, sebab Rasulullah yang kebanyakan siangnya dihabiskan untuk mengurusi umat, malamnya masih berbagi dengan Allah. Rasululullah bersujud, qiyamullail setiap malam hingga kaki Beliau bengkak-bengkak. Maka Aisyahpun bertanya mengapa suaminya mengapa masih melakukan itu semua, padahal Allah sudah mengampuni dosa beliau yang telah lalu dan masa dating. Rasulullah menjawab “afalaa an akuuna abdan syakuuran ?” tidak pantaskah aku menjadi hamba yang bersyukur ?

Rasulullah yang ma’sum, terjamin dunia dan akhiratnya masih melakukan banyak hal sebagai tanda kesyukuran dan penghambaannya, bagaimana kita yang setiap saat, setiap waktu bergelimang dosa. Padahal begitu banyak nikmat yang dilimpahkan kepada kita.

Mari kita renungi. Setiap hari kita bernafas menghirup udara secara bebas. Udara yang kita hidup untuk bernafas bukan terjadi secara kebetulan, tetapi kehendak dan kesengajaan Allah. Menurut ilmu pengetahuan, dalam udara atau hawa terdapat banyak zat atau gas. Anak sekolah biasanya menyebut oksigen, nitrogen, hydrogen, argon, karbon dan sebagainya. Jadi, sebenarnya tidak ada pabrik gas, sebab semua gas sudah disediakan oleh Allah. Manusia hanya memilah-milah jenis gas tersebut, ada yang dipakai memasak di dapur, gas untuk membantu pernafasan, gas untuk pemadam kebakaran, gas yang dipakai dalam kedokteran bahkan ada yang dipakai untuk menghukum tahanan mati.

Allah mengatur 18 – 20 % dari udara sekitar kita berupa oksigen. Komposisi ini sangat ideal untuk menunjang kehidupan manusia, sehingga kita bisa bernafas dan hidup. Kelebihan atau kurang sedikit saja dari angka itu, merupakan bencana bagi manusia dan kehidupan.

Setiap tarikan nafas kita mengambil kurang lebih 1/3 liter oksigen murni. Setiap manusia dewasa yang normal menarik nafas sekitar 20 kali dalam semenit. Artinya dalam semenit kita membutuhkan 8 liter oksigen murni. Jadi kita membutuhkan 11.520 liter oksigen murni dalam sehari.

Sahabat….

Kalau kita hitung dengan perhitungan manusia seperti kita. Kira-kira, harga oksigen murni sekarang Rp 7.000 rupiah per liter. Maka dalam sehari kita harus membayar 11.520 kali Rp 7.000 setara dengan Rp 80.640.000. Sebulan kita harus mengeluarkan Rp 2.419.200.000 (dua milyar empatratus Sembilan belas juta dua ratus ribu rupiah).

Kita harus membayar lebih dari 200 milyar rupiah untuk oksigen yang kita hirup selama setahun. Bayangkan kalau umur kita 20, 30, 40 atau lebih, berapa rupiah harus kita keluarkan. Untungnya Allah bukan pedagang tetapi Zat yang Mahakasih, Mahasayang, Maha Pemberi. Semua disediakan oleh Allah di muka bumi ini secara gratis tis, tanpa membayar serupiahpun.

Sahabat ….

Mungkin kita berkata “ah itu kan kalau kita menghitung pakai akal kita, toh semua telah ada di bumi ini”. Justru karena itulah Allah sudah memberi peringatan dalam al-Qur’an, wain ta’uddu ni’matallahi laa tuhsuuha… dan mengulangnya berpuluh kali dalam surat ar-Rahman Fabi ayyi ala’I rabbikuma tukadziban. Oksigen hanya sebagian kecil nikmat Allah, masih banyak nikmat-nikmat yang lain yang tak kalah mencengangkan. Begitulah, karena kita sering lupa berterima kasih kepada Allah. Lupa bersyukur kepadaNya, semua kita anggap kejadian biasa, kita lupa bahwa segala kejadian adalah kehendak Allah.

Sahabat….

Do’akan aku dan kita semoga termasuk ahli syukur dan mudah berterimakasih… Selengkapnya...

Perbincangan Manusia dengan Al-Qur'an

oleh : Ryan Mardiyan XI6

Manusia Bertanya : Kenapa aku diuji ?
Qur'an Menjawab : Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (Al-Ankabuut : 2). Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Al-Ankabuut : 3)

Manusia Bertanya : Kenapa aku tidak diuji saja dengan hal-hal yang baik ?
Qur'an Menjawab : ………. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Al-Baqarah : 216)

Manusia Bertanya : Kenapa aku diberi ujian seberat ini?
Qur'an Menjawab : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya………. (Al-Baqarah : 286)

Manusia Bertanya : Bolehkah aku frustrasi ?
Qur'an Menjawab : Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (Ali Imraan : 139)

Manusia Bertanya : Bolehkah aku berputus asa ?
Qur'an Menjawab : ………..dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (Yusuf : 87)

Manusia Bertanya : Bagaimana cara menghadapi ujian hidup ini?
Qur'an Menjawab : Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. (Ali Imraan : 200) Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. (Al-Baqarah : 45)

Manusia Bertanya : Bagaimana menguatkan hatiku?
Qur'an Menjawab : ….Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal……. (At-Taubah : 129)

Manusia Bertanya : Apa yang kudapat dari semua ujian ini?
Qur'an Menjawab : Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka………. (At-Taubah : 111) Selengkapnya...

Merangkak

oleh : M.Fahmi Bahar XI5

Sedekah merupakan jalan yang ampuh untuk mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepada kita. Karena dengan sedekah Allah akan membalas amal kita dengan 10 kali lipat kebaikanPada suatu ketika di Madinah, di dekat kediaman Ummul Mukminin Aisyah r.a, terdengar suara ramai. Aisyah r.a bertanya,” ada apakah gerangan?”. Lalu seseorang menyampaikan kepadanya bahwa kafilah dagang Abdurrahman bin Auf datang. Kafilah dagang itu membawa barang dagangan dan harta yang melimpah ruah. Abdurrahman bin Auf ini terkenal amat kaya raya. Diperkirakan 2/3 dari hartanya sanggup membiayai Jazirah Arab zaman itu. Dia adalah orang yang terkaya.

Ummul Mukminin Aisyah r.a berkata: aku mendengar Rasulullah s.a.w bersabda : kelak Abdurrahman bin Auf masuk surga dengan merangkak-rangkak. Tak sengaja Abdurrahman bin Auf yang berdiri di depan kediaman Ummul Mukminin mendengar kata-kata tersebut. Sontak Abdurrahman bin Auf menangis, dan terus menangis. Seketika itu juga, seluruh hartanya dari kafilah dagang yang baru datang itu di sedekahkannya untuk Jihad fi Sabilillah. Subhanallah.

Beruntunglah Abdurrahman bin Auf karena membawa hartanya ke liang kubur dengan cara bersedekah. Sedekah merupakan jalan yang ampuh untuk mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepada kita. Karena dengan sedekah Allah akan membalas amal kita dengan 10 kali lipat kebaikan. Apalah jadinya jika hawa nafsu yang menguasai diri kita? Maka kita akan berpikiran bahwa sedekah merupakan tindakan konyol yang akan merugikan kita, apalah untungnya dengan harta yang susah payah kita dapat, kita cari, kita kumpulkan hanya untuk diberikan kepada orang lain, untuk masjid, dan untuk jihad. Rugi!!!! Itu kata hawa nafsu setan.

Tetapi Abdurrahman bin Auf bukanlah tipe manusia yang dikendalikan oleh hawa nafsu. Melainkan dialah yang mengendalikan hawa nafsu. Demikaian menurut kisah lama tentang kedermawanan seorang sahabat Rasulullah s.a.w bernama Abdurrahman bin Auf. Dan ia tak pernah menyebutkan pemberiannya untuk mendapatkan pujian yang rendah dari manusia. Dia bukan tipe manusia yang senag pamer dan riya, dan merasa dirinya berjasa. Selengkapnya...

Ada Apa di balik Sakitku ?

oleh : Izzun Nafi'ah XI4

“Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya lah kamu akan dikembalikan” (Q.S. Al Ankabut : 17).

Adalah satu nikmat Allah yang paling besar selain iman dan islam adalah kesehatan yang kita miilki. Banyak sekali pribadi muslim/ah yang tidak menyadari akan hal tersebut, mereka masih berfikiran sangat pendek. Hanya kesenangan, hadiah, jabatan, prestasi yang mereka anggap ni’mat dari Allah. Pada kesempatan inilah saya ingin menggoreskan pena sebagai ungkapan hati saya, betapa besar hikmah di balik sehat ataupun sakitnya tubuh kita. Banyak umat manusia yang baru menyadari betapa nikmatnya kesehatan setelah ia diingatkan Allah melalui penyakit yang di deritanya. Sebenarnya apa sich sakit itu ???

Al Maradh: keluar dari keseimbangan yang khusus bagi manusia, dimana terbagi menjadi dua yaitu, secara fisik dan sebuah gambaran atas kejelekan. Sedangkan menurut Imam Ibnu Qayyim berkata dalam kitab Zadul Ma’ad : “ Di antara penyakit itu adalah segala sesuatu yang menghalangi tubuh untuk bertindak sempurna dan segala sesuatu yang menghalangi untuk mencapai kehidupan akherat.”. penyakit itu ada dua macam, penyakit hati dan penyakit tubuh.

Pembagian sakit yang sesungguhnya ada dua yaitu:

  1. Tasyawwuhaat Al Khalaqiyyah, yaitu cacat atau penyakit bawaan sejak lahir.
  2. At-Thaari’ah, yaitu penyakit/cacat yang menimpa manusia setelah kelhiranyya secara normal.

Sedangkan jenis yang kedua ini terbagi lagi menjadi 5 yaitu :

  1. Cacat penuh seumur hidup
  2. Cacat penuh untuk sementara
  3. Cacat sebagian untuk selamanya
  4. Cacat sebagian dan untuk sementara
  5. Bukan merupakan cacat

Sebenarnya mengapa Allah menciptakan penyakit ? Beberapa diantaranya adalah :bagian dari ujian Allah untuk umatnya yang beriman, jalan untuk mencapai kedudukan yang tinggi, sumber penghasilan bagi dokter, nasehat dan peringatan Allah, salah satu sebab kematian, cara menyatukan dan meningkatkan hubungan diantara kaum muslimin.

Oleh karenanya jika kita di uji sakit oleh Allah, jangan pernah mengeluh apalagi sampqi berburuk sangka pada Allah, karena itu justru nantinya yang akan memberatkan kita. Cukup selalu mengingat Dia dan mengevaluasi perbuatan kita selama ini. Bisa saja sakit yang diderita oleh kita adalah batu pembalasan atas perbuatan maksiat yang telah kita lakukan dan sebagai upaya atau proses penyucian diri kembali. Tapi bukan berarti karena sakit merupakan salah satu metode penyucian diri, kemudian jika kita merasa penuh dosa kemudian kita memohon untuk sakit, hal ini di larang oleh agama.

Banyak hal yang ada di balik kesehatan ataupun sakitnya tubuh kita, oleh karena itu mulai saat ini sadarilah dan bersyukurlah atas nikmat kesehatan ataupun nikmat-nikmat yang lain agar kita tidak termasuk golongan orang yang kurfur nikmat. Dengan sehat banyak sekali jalan kebaikan yang bisa kita lakukan, dengan keadaan sakit kita bisa mengambil hikmah bahwa itu salah satu jalan untuk lebih mengingat Allah dan proses mensucikan kembali dosa-dosa yang telah kita lakukan. Hadapilah keadaan sakit kita dengan sabar dan selalu berdzikir pada-Nya, dengan itulah justru pahala akan selalu mengalir untuk kita meski jiwa dan raga kita tak sepenuhnya sehat. Selengkapnya...

Dan Nerakapun Menanti Orang kikir

oleh : Rizqon Nafi'ah XI1

Aisyah r.a. menceritakan bahwa pada suatu hari ada seorang wanita yang datang kepada nabi agar nabi mendo’akan kesembuhan akan tangan kanannya yang mengecil dan mengering. Nabi bertanya kepadanya, “Ada apa denganmu sehingga tanganmu bisa seperti ini?”.Wanita itu menjawab, “Sesungguhnya, pada beberapa malam yang lalu saya bermimp bahwa kiamat telah datang. Dari salah satu lembah yang ada di neraka, yaitu lembah jahanan, saya melihat ibu kandung saya sedang memegang seonggok lemak dan sehelai kain. Melihat keadaan itu hati saya terenyuh dan saya berteriak menyanyakan keadaan ibu saya.

Tak lama kemudian ibu saya menjawab, ‘Wahai anakku, sesungguhnya aku ini di dunia adalah orang yang kikir. Dan lembah inilah yang Allah peruntukkan untuk orang-orang kikir’. Kemudian saya menanyakan fungsi dari lemak dan sehelai kain itu. ‘Dua-duanya adalah sedekahku di dunia. Aku tak pernah bersedekah kecuali dengan lemak dan kain ini. Dan, sekarang dua-duanya kubuat berlindung dari kobaran api yang menjilat-jilat.’ Saya kemudian bertanya tentang ayah. Ibu menjawab bahwa ayah ada di surga karena ayah adalah orang yang dermawan.

Kemudian saya melihat ayah yang berada di pinggir telaga mu (Muhammad), sedang member minum kepada orang-orang dengan air telaga. Saya kemudian mengambil segelas air telaga dan memberikannya kepada ibu saya yang menderita kehausan hebat karena terus menerus tersengat panas. Setelah itu, saya mendengar suara, 'Semoga Allah mengeringkan tanganmu, lantaran kamu datang memberi minum air Telaga Muhammad saw. kepada orang yang durhaka lagi kikir’.

Suara itu membingungkan saya. Saya tersentak bangun. Dan, tiba-tiba tangan yang menyodorkan minum kepada ibu itu benar-benar mengering dan mengecil." Kawan, cerita diatas dapat kita jadikan ibrah tentang bahaya kekikiran. Kekikiran itu dapat menjadi kunci terbukanya neraka. Kekikiran dapat menjadikan kita dijauh oleh masyarakat. Kekikiran juga menjauhkan diri kita dari Kasih Sayang Allah dan Rasulnya-Nya.

Kawan, banyak orang yang berpendapat bahwa sifat dermawan dapat menjadikan materi yang ia miliki berkurang. Itu salah! Bahkan sedekah yang kita keluarkan dengan ikhlas dapat menjadikan harta kita berkah. Karena zakat maupun sedekah yang kita keluarkan merupakan ‘deterjent’ yang dapat membersihkan materi yang kita miliki. Kawan, sesuatu yang kita sedekahkan takkanlah menjadi sia-sia. Sedekah kitalah yang nantinya akan menjadi tameng di akhirat kelak. Kalau kita tak pernah bersedekah, apa yang akan melindungi kita? Apakah bodyguard, uang korupsi, atau materi berlimpah yang akan menjadi pelindung kita? Bukan!

Kawan, ingatlah! Hidup kita di dunia ini hanyalah sepersekian dari keseluruhan kehidupan yang akan Allah berikan pada kita. Ingatlah, bahwa dunia ini adalah Bandar transit t untuk meneruskan perjalanan abadi kita di Akhirat kelak. Selengkapnya...

Syukur kepada Allah, terima kasih kepada manusia.

"Dari Asy'as bin Qais bahwasanya Nabi SAW. bersabda :" Sesungguhnya manusia yang paling banyak bersyukur kepada Allah yang Mahasuci lagi Mahatinggi adalah orang yang lebih banyak bersyukur (berterima kasih) kepada sesama manusia." Pada riwayat lain :"Tidaklah bersyukur kepada orang yang tidak berterima kasih kepada sesama manusia." (HR Ahmad, Tirmizi, dan Abu Daud).” Dalam hidup, kita pasti pernah merasakan susah, lantas apakah karena kesulitan tersebut kita menjadi tidak bersyukur dan berterima kasih kepada Allah?. Hendaknyalah kita berpikir bahwa keluh kesah yang kita lontarkan sangatlah tidak pantas. Ingatlah nikmat Allah yang begitu besar, kesulitan yang kita rasakan sangatlah tidak setara dengan apa yang telah diberikan-Nya. Sesungguhnya Allah tidak memerlukan ucapan terima kasih dari hambanya. Namun, hendaknyalah manusia bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan oleh-Nya. Bersyukur itu perlu, karena Allah telah menjanjikan nikmat yang lebih bagi umatNya yang bersyukur. Sebaliknya, Allah akan memberikan azab yang pedih bagi umat yang mengkufuri nikmatNya. Kini mari kita sadari bahwa kita masih diberi-Nya nikmat berupa iman dan islam, serta kesanggupan untuk menarik hikmah berbuah hidayah…maka kenapa kita tidak bersyukur kepada Allah??? Dalam hadist yang diriwayatkan oleh H.R Ahmad, Tirmizi, dan Abu Daud, Rasulullah menganjurkan manusia untuk berterima kasih kepada sesama manusia. Hal ini menunujukkan bahwa rasa terima kasih kepada sesama manusia amatlah penting. Setiap waktu yang kita lewati tidak lepas dari bantuan orang lain, hal itu adalah wajar, karena manusia adalah mahluk sosial. Banyak hal yang tidak dapat kita lakukan tanpa orang lain. Bantuan yang kita dapat dari orang lain tidak dapat dihitung, bahkan tidak terhingga jika kita harus menghitungnya satu persatu. Tidak dapat dibayangkan perbandingan bantuan yang orang berikan dengan ucapan terima kasih yang terucap. Terkadang, kita berpikir jasa yang orang lain berikan adalah suatu hal yang memang sudah menjadi tugasnya. Tapi, tidakkah kita sadari? Bila tidak ada mereka, bisa berbuat apa kita?. Walau ucapan terima kasih yang terucap terasa sebagai hal yang kecil, tapi terkadang ucapan terima kasih bisa memberikan penghargaan batin kepada orang yang diterimakasihkan. Juga dapat memberikan kesan ramah kepada orang yang mengucapkannya, sehingga orang lain tidak segan membantu lagi apabila kita butuh bantuan. Lepas dari terima kasih, manusia juga banyak menunutut. Biasanya orang yang tidak mau berterima kasih adalah orang yang banyak menuntut. Mereka tidak menyadari pentingnya keberadaan orang lain dan pentingnya menghargai orang lain. Padahal, jika mereka tahu, sesungguhnya beterima kasih kepada manusia adalah bagian dari bersyukur kepada Allah. Tanyakan pada diri anda, sudahkah anda mengucapkan terima kasih kepada orang lain? Elsa Surya Athory Selengkapnya...

Minggu

Netanyahu Bentuk Pemerintahan Baru Israel


Jumat, 20 Februari 2009 | 20:55 WIB
JERUSALEM, JUMAT — Presiden Israel Shimon Peres akhirnya memilih pemimpin Partai Likud beraliran garis keras, Benyamin Netanyahu, untuk membentuk pemerintahan baru Israel, Jumat (20/2).

Netanyahu kini memiliki waktu enam pekan untuk membentuk pemerintahan koalisi.

Pertanyaannya, apakah Netanyahu akan membentuk koalisi pemerintahan hanya beranggotakan partai-partai garis keras atau melibatkan Partai Kadima beraliran tengah pimpinan Tzipi Livni. Pilihan Netanyahu sangat menentukan proses perdamaian Timur Tengah.

Peres mengumumkan keputusannya menunjuk Netanyahu setelah mengadakan pertemuan dengan Netanyahu dan Livni. Pilihan jatuh kepada Netanyahu setelah Avigdor Lieberman, yang memimpin Partai Yisrael Beiteinu (Israel Rumah Kami), mendukung Likud.



Yang memenangkan Pemilu Israel pekan lalu sebenarnya Partai Kadima pimpinan Livni. Kadima memperoleh 28 kursi parlemen, sedangkan Likud sebanyak 27 kursi. Namun, Likud berbalik di atas angin untuk membentuk koalisi karena dukungan Lieberman dan partai-partai garis keras lain.

Para pengamat menilai, jika Netanyahu memilih membentuk pemerintahan garis keras maka masa depan perdamaian dengan Palestina diperkirakan suram. Sebaliknya, jika bersama Livni, pemerintahan baru kelak akan menjamin stabilitas dan menjauhkan Israel dari persinggungan dengan pemerintahan AS di bawah Obama.

Sayangnya, Livni kemungkinan besar menolak bergabung Netanyahu. Seusai pertemuan dengan Peres, Livni menegaskan tidak akan bergabung pada pemerintahan garis keras. Ia bahkan siap menjadi oposisi.

"Saya tidak akan menjadi penutup minimnya arah. Saya ingin memimpin Israel dengan cara yang saya yakini, menciptakan proses perdamaian berdasarkan dua negara untuk dua rakyat," kata Livni.

Dengan tanpa Livni, Netanyahu hanya memiliki sedikit pilihan, yakni berkoalisi dengan kelompok nasionalis dan partai berbasis agama Yahudi yang jelas-jelas menentang perdamaian dengan Palestina dan negara Arab lain.

Ini berarti bisa menempatkan Israel pada posisi berhadap-hadapan dengan AS yang selama ini menjadi sekutu abadi. Pasalnya, Obama jauh-jauh hari menegaskan akan memprioritaskan perdamaian Timur Tengah.

ONO
Sumber : AP


Selengkapnya...

Senin

Syukur

Sesungguhnya apa yang kalian sembah selain Allah hanyalah berhala, dan kalian menciptakan kebohongan. Sungguh, yang kalian sembah selain Allah tidak kuasa memberi kalian rezeki. Maka carilah (mintalah) rezeki kepada Allah, dan sembahlah Dia, dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kalian dikembalikan. ( QS Al-Ankabut : 17) Selama ini telah banyak beredar takhayul - takhayul dalam masyarakat sekitar kita. Meminta bantuan pada dukun yang sudah jelas mereka pasti meminta tolong kepada syaitan. Membeli jimat untuk keselamatan diri, dan lain-lainnya. Padahal negeri ini memiliki penduduk yang mayoritas memeluk agama Islam, tetapi kepercayaan terhadap benda-benda masih saja melekat dalam tradisi bangsa Indonesia. Tidakkah kita dapat mengambil pelajaran dari kisah Nabi Ibrahim AS ? Beliau menghancurkan berhala-berhala kecil lalu menggantungkan palu tersebut ke leher berhala besar. Bahkan, Raja Namrud sendiri mengatakan bahwa patung berhala tersebut tidak mungkin melakukan penghancuran berhala tersebut karena patung tersebut tidak dapat bergerak. Dengan kita membeli benda-benda untuk meminta pertolongan sama saja kita telah mempersekutukan Allah SWT. Karena hanya Allahlah yang mampu memberikan pertolongan, yang mampu memberikan rezeki, yang mampu memberikan rahmat dan kasih sayang kepada seluruh ummat manusia. Karena Allah SWT-lah Yang Maha Segalanya. Cerita lama menyebutkan bahwa Yesus diangkat oleh seorang Raja dari Constantin agar dia menjadi Tuhan. Akankah manusia dengan segala keserakahannya bertindak seperti itu dan membuat orang-orang menyembah kepadanya ? Jika benar itu yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa Yesus adalah manusia dan dia bukanlah yang pantas untuk disembah karena dia tidak menciptakan apa yang ada disekeliling manusia sampai saat ini. Yang harus disembah oleh ribuan ummat manusia adalah Yang Maha Pencipta, yang menjadikan kehidupan ummat manusia berwarna, yang menciptakan semua kebutuhan ummat manusia di bumi ini. Terkadang manusia lupa akan dirinya. Lupa akan nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepadanya. Pergi begitu saja dan menyekutukan-Nya. Padahal sudah seharusnyalah kita sebgai ummat manusia bersyukur atas apa-apa yang telah diberikan oleh-Nya yang tiada bisa dihitung banyaknya karena kita dapat terlahir ke dunia inipun merupakan nikmat-Nya. Dengan mengucapkan hamdalah pun merupakan rasa syukur. Selalu menuruti perintah-Nya dan mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah merupakan pengabdian sebagai Hamba Allah. Created By: Mutiara Azhara (XI NS 1) Selengkapnya...

Kamis

Hidup tak seserius itu

Hmmm… kalau sudah berbicara tentang hidup, pastilah akan terbayang di benak kita segala macam hal yang berkaitan erat dengan tugas berat dalam jumlah banyak yang wajib kita emban di dunia sebagai makhluk hidup tentunya. Dan sebagai manusia yang tidak sempurna, pastilah kita sedikit banyak berkeluh kesah dengan ‘Sang Pemberi Tugas’. Lalu, apa yang akan kita lakukan? Hanya diam, berlipatkan tangan, dan terus mengeluh? Terus menganggap bahwa hidup ini tidak pernah adil? Mendiamkan orang-orang di sekitar kita dengan menganggap bahwa mereka juga bagian dari tugas berat kita di dunia? Tidak pernah puaskah kalian dengan apa yang telah kalian dapat? Sungguh, kalau benar demikian, sungguh betapa bodohnya kita dengan tetap meneguhkan pemikiran seperti itu. Tak pernahkah kalian berpikir bagaimana dengan tugas kita? Tak terselesaikan, terbengkalai, dan tentunya akibat dari perbuatan kita ini akan menanti kita di hari kemudian. Sahabat, sesungguhnya hidup tidaklah seserius itu. Semua akan terasa menyenangkan apabila kita hadapi dengan pemikiran jernih dan hati yang bersih. Coba bayangkan, jika tugas kita terselesaikan dengan baik, “hadiah terbaik” akan kita dapatkan. Hadiah yang jauh lebih indah dibandingkan hadiah yang kita terima di dunia, hadiah yang takkan pernah habis! Nah, masih bisakah kalian berpikir hidup ini tidak adil? Sahabat, tegakkan kepalamu, angkat dagumu, dan tersenyumlah kepada dunia! Hilangkan semua gurat-gurat ketidakpuasan. Bersihkan semua bintik-bintik kekecewaan. Hapus kata ‘stress’ pada kamus kehidupan. Tak ada gunanya membayangkan masalah-masalah esok hari pada hari ini. Dan perlu sahabat ketahui, mayoritas penyakit stress dan kebosanan disebabkan terlalu tenggelamnya sesorang dalam pekerjaan yang serius secara terus-menerus. Sebenarnya, cara yang paling mudah untuk menghilangkan depresi adalah dengan tersenyum atau tertawa. Dengan tertawa, kita telah menggerakkan 13 otot di wajah kita. Selain itu, orang yang lebih sering tertawa lebih efektif dan produktif. Cara yang sangat mudah, bukan? Tapi, tawa disini bukanlah tawa yang berlebihan, karena seperti yang sahabat ketahui, “Tertawa yang berlebihan akan mematikan hati”. Jangan sampai niat baik kita untuk berbahagia malah membuat hati kita malah tertutup, jadikan tawa sebagai ketaatan kepada Allah SWT. Rasulullah dalam tawa dan canda beliau bersikap seimbang antara orang yang cemberut dengan orang yang banyak tertawa, beliau tidak pernah tenggelam dalam tawa hingga tubuh beliau bergerak-gerak, atau condong atau hingga bagian atas mulut beliau terlihat. Nah, sahabat, lalu apa yang kita tunggu lagi? Ingatlah, hidup tidaklah seserius itu! Tanggung jawab kita yang terbesar terhadap orang lain adalah berbahagia. Karena kesulitan tidak akan begitu sulit jika kita mengatasinya sedikit demi sedikit. Selain itu, semakin cepat kita menyadari hikmah yang kita peroleh dari pengalaman itu, semakin mudah bagi kita untuk menghadapinya. Jadi, segera bangunlah dari tempat tidurmu, dan tuntaskan tugasmu di dunia, sahabat!! mar'atus shalihah Selengkapnya...

Daftar Artikel Sebelumnya